Senin, 29 November 2010

Benchmarking to NL (27. Leaving of NL, 27-11-2010)

Hari masih amat gelap (jam07.30 Oisterwijk time) saat kita harus memaksakan diri keluar dari bungalow De Parel, masing-masing dengan koper yang yang teramat berat, lebih dari 25 kg, plus tentengan kiri kanan yang lumayan berat dan membuat kita terseok-seok dibuatnya ........Turunnya salju lembut turut memberikan nuansa ‘indah’ mengiringi saat-saat kepergian kita meninggalkan basecamp selama 27 hari ini, salju yang pertama dan terakhir..........Meskipun teramat tipis/lembut, rupanya doa kita untuk bisa merasakan terpaan salju akhirnya terkabul juga, cukup memberi kelegaan bagi kita2 yang tak mungkin bisa merasakannya di negeri sendiri.......

Moment berikutnya adalah saat kita harus menaiki bis yang akan membawa ke bandara, berbincang sejenak dan pamitan dengan sang koordinator pelatihan (Mr. Toine) yang kembali hadir di De Parel-Oisterwijk, barangkali untuk memastikan tak seorangpun peserta pelatihan yang tertinggal........... Setelah semuanya lengkap, maka kitapun memulai perjalanan panjang menuju Schipool Airport di Amsterdam, diselingi dengan banyak canda tawa. Sesekali suasana perjalanan juga demikian kelewat lengang, saat kita hanyut dalam anyaman pikiran dan perasaan masing-masing...........

Sesampai di Airport, semua proses pemberangkatan berlangsung dengan amat lancar bahkan kitapun masih berkesempatan mampir di toko oleh-oleh/souvenir, untuk kembali membelanjakan sisa Euro atau sekedar window shopping dan benarsis ria berfoto di setiap sudut bandara yang merupakan salah satu pintu masuk Eropa tersebut........ Selanjutnya perjalanan udara lintas benuapun dengan maskapai Malaysia Airline (Amsterdam – KL) kita lewati selama hampir 12 jam dengan aneka hiburan audio visual dari layar personal yang tersedia di depan seat masing-masing. Ironisnya kelengkapan fasilitas flight entertainment tersebut tak lagi membuatku terjaga, karena hampir 90% dari waktu tempuh penerbangan justru kugunakan untuk mencoba TIDUR........quite long journey and exhausted as well, nothing to do and nothing not to do..........

Dan sebelum dilanjut perjalanan dari dari KL – Surabaya, kita harus menunggu waktu transist selama 10 jam. Sebagian kita menggunakan waktu transit ini dengan mencari alternatif kunjungan untuk melihat dari dekat keramaian kota KL, sebuah keputusan yang cukup bagus mumpung telah menginjakkan kaki di negeri jiran. Sementara aku beserta 2 orang teman memantapkan diri untuk tidak ikut, merasa tak perlu lagi untuk mengulang kunjungan yang telah kita lakukan......

Pilihan untuk tetap tinggal di area bandara ternyata memaksa kita untuk sedikit bertahan dari rasa ‘gerah’ akibat bertumpuknya baju yang secara sengaja kita gunakan dari sejak De Parel, karena selain untuk melawan udara dingin saat berangkat (hampir nol derajad....) juga ditujukan untuk mengurangi beratnya muatan bagasi........ Dan disini kita harus berhadapan dengan suhu udara panas (25 derajad).....Terkadang sulit dipercaya dengan kemampuan dan daya tahan tubuh kita yang begitu toleran terhadap cekaman suhu udara yang demikian beragam..........Bukti nyata bahwa tubuh kita diciptakan olehNya dengan segenap kesempurnaan yang ada dan semestinyalah kita tiada henti untuk mensyukurinya ...........

Benchmarking to NL (26. Last Exursion, Visit to Rijk Zwan Seed Industry), 26-11-2010

Kenal pertama kali dengan nama Rijk Zwan Seed Industry sekitar 5 (lima) tahun yang lalu, ketika bertugas mengantar 2 (dua) orang wakil dari perusahaan tersebut mengunjungi Jawa Timur untuk mencari lahan ekspansi pertanaman untuk sumber benih. Saat itu aku mengantar kedua tamu tersebut ke wilayah Kota Batu (PT. Selektani) dan Kabupaten Pasuruan (Pak Kusnan) dan ternyata tidak berhasil mendapatkan kondisi lahan pertanaman dataran medium-tingi yang dipersyaratkan (lahan datar seluas minimal 20 ha). Suatu persyaratan yang amat sangat sulit dipenuhi oleh sebagian besar keberadaan lahan milik petani kita yang kebanyakan bersifat berbukit-bukit.........Akhirnya kunjungan tersebut tak menghasilkan kelanjutan apapun.

Sampai disitu berakhir pula rasa penasaranku terhadap keberadaan Rijk Zwan Seed Industry..... And it’s mean everything just ending before it’s begun..........
Dan saat ini aku tengah berada di pusat pengelolaan perusahaan besar tersebut, dengan dipandu langsung oleh 2 (dua) orang manager muda, yakni : Adrian (the Frenchman) dan Thijs Hulisz yang merupakan anak dari salah satu orang berpengaruh di perusahaan ini. Both of them are very good looking and full of hospitality person, and in this situation we (the women??????) are really feel very much blessing....... Dengan segala keramahan dan keakraban yang coba dibangun, kita para peserta sudah mulai dibuat terkesan oleh presentasi yang mereka sajikan dengan amat lugas, sistematis dan penuh informasi menarik......Teknologi produksi benih memang termasuk salah satu pengetahuan yang menarik dan layak untuk diminati......

Kita juga sedikit dibuat ‘terengah-engah’ setiap kali harus mengikuti gerak cepat mereka dari satu obyek ke obyek lainnya......Inilah salah satu ciri dari setiap orang Belanda yang selalu ingin bergerak dengan amat cepat, tepat waktu dan selalu menepati jadwal yang telah ditetapkan, hour to hour, even minute by minute. Sehingga berulangkali kita mesti mencoba berusaha keras untuk menyetarakan tatacara dan kecepatan gerak langkah kaki mereka, mencoba mengerti dan memahami penjelasan semua item tahapan produksi benih melalui peraga/display yang tersedia. Sekaligus mencoba menyakini filosofi universal yang mereka sisipkan bahwa semua baik-buruknya kehidupan sangat tergantung pada kualitas benih yang ditanamkan.....Jadi tanamlah benih kebaikan, agar dapat dipanen kebaikan yang sama............Pesan khususnya(sponsor) : pilihlah benih berkualitas produksi dari Rijk Zwan, agar dapat diperoleh hasil panen yang lebih menjanjikan........

Sebelum berkunjung ke Rijk Zwan, acara excursion diawali dengan kunjungan ke pelaku usaha besar di bidang agroprosesing yang mengolah aneka buah dan sayuran segar yang dibuat menjadi produk olahan seperti puree, jus, konsentrat dan lain-lain........sebuah entitas usaha yang dikelola oleh tenaga muda penuh semangat, inovatif dan aneka terobosan strategi dalam memasarkan produknya. Selalu demikian yang kita temui di setiap acara kunjungan ke perusahaan. Di setiap awal acara kunjungan selalu dilengkapi dengan penyampaian presentasi oleh tuan rumah, dan dilanjut dengan session tanya jawab/diskusi yang selalu dimanfaatkan dengan amat antusias oleh kita semua. Dalam hal ini aku sering dibuat kagum oleh semangat dan kemampuan para partisipan dalam menyampaikan masalah maupun mencoba menjalin interaksi dengan masing-masing narasumber........Memang dengan pengalaman mereka dalam menjalankan usahataninya, nyata sekali bahwa apa yang disampaikan merupakan kasus-kasus aktual yang perlu untuk dibagikan ataupun dicari solusi pemecahannya..........

Satu hal lagi yang perlu mendapat tempat pada catatan hari ini adalah tentang kebersamaan terakhir kita dengan Arjan, our favorite lecturer (minjam istilah ketua kelas.....). Dengan sikap tenang dan terkesan lebih matang alias bijak, si Arjan mengawal kita semua dari satu lokasi kunjungan ke lokasi lainnya.......Dan dengan segala ketenangannya dia tampil begitu charming dalam balutan pakaian yang kita berikan sebagai hadiah kemarin ...... benar-benar dia telah bersikap amat manis dengan memakai kemeja tersebut sekaligus menunjukkan apresiasi penuhnya pada cenderamata kita. Personally, I feel there’s a litle bit change of his appearance, also the way he treat and serve all of us. Moreover, because it’s our last opportunity to bother him, so everybody want stay beside him more closely and take a picture together ......A litle bit embarassing thing but again we really don’t care about that........

Benchmarking to NL (25. Last Day in HAS den Bosch Univ, Business Case and Farewell Party), 25-11-2010

Time is really really really flies.................Hari ini menjadi puncak dari segala aktivitas pencarian ilmu di negeri orang, yang telah kita jalani selama hampir 4 (empat) minggu ini............Berbagai perasaan campuk aduk muncul mengiringi saat-saat terakhir kebersamaan kita. Ada sesuatu yang pastinya membekas di benak kita masing-masing, sesuatu yang mau tak mau membuat kita merasa amat sangat beruntung, sesuatu yang mengharuskan kita tak henti-hentinya membisikkan kata syukur karena telah menjadi bagian dan subyek dari kegiatan prestisius ini........

Dengan aneka perasaan yang tersisa kita awali hari ini dengan ketergesaan plus ketegangan dan keresahan tersendiri.........Ketegangan dimulai dari persiapan terakhir materi untuk presentasi business plan yang harus dilakukan untuk masing-masing kelompok. Keresahan juga terasa manakala harus menguatkan diri berbesar hati untuk segera mengakhiri semua petualangan dalam melewati kehidupan ala fantasia ini......

Evaluasi akhir terhadap pelaksanaan kegiatan oleh pengelola pelatihan juga cukup memberi aroma ketegangan, mengingat setiap item evaluasi yang dilakukan selalu berbasis pada titik awal proposal yang kita ajukan diawal perencanaan pelatihan ini. Sebagai orang yang terlibat langsung dengan pembuatan proposal, aku merasa demikian ‘gerah’ dan ‘bersalah’ karena pada saat menyusun proposal, sekitar 5 bulan yang lalu, sungguh tidak sempat terpikirkan olehku bahwa apa yang tertulis tersebut akan menjadi dasar penentuan modul pelatihan sekaligus bagian penting dari evaluasi pelatihan hari ini. Sangat mengagetkan juga bahwa ternyata mereka demikian serius dan bersungguh-sungguh dalam memegang kepercayaan sebagai pelaksana kegiatan ini. Satu pelajaran lagi yang bisa dipetik disini, yakni tentang keseriusan dan kesungguhan dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya...........Nothing more serious than the way to be serious itself..........

Acara evaluasi di pagi hari dan presentasi business plan di sore harinya, keduanya lumayan berjalan amat lancar dan tidak se’menakutkan’ yang kita duga sebelumnya. Ada perasaan bahagia dan bangga pula manakala acara presentasi bisa dihadiri langsung oleh tamu agung dari tanah air (Direktur Tanaman Hias dan Kabiro Kerjasama Jatim). Kehadiran mereka yang pada awalnya cukup menimbulkan polemik, pro dan kontra, akhirnya terlaksana juga. Terlepas dari apapun alasan dan tujuan dari kunjungan pejabat tersebut, yang jelas jejaring kerja dan tali komunikasi antara semua pihak yang terkait sudah mulai terbuka dengan cakupan yang lebih luas, tinggal bagaimana masing-masing bisa menindaklanjuti dengan aktivitas kooperatif dimasa-masa mendatang................

Sisa hari selanjutnya bergulir pada sebuah rangkaian acara Farewell Party yang diselenggarakan dengan amat sederhana, efisien dan nyaris tanpa seremonial apapun, selain penyerahan sertifikat ke masing-masing peserta pelatihan. Dalam suasana yang serba informal ini justru menghadirkan kesan dan keakraban tersendiri, disaat menikmati hidangan makan malam, saat penyerahan cendera mata untuk para lecturer maupun saat session foto bersama untuk mengabadikan kebersamaan tersebut. Dan akhirnya, dengan perasaan berat kita harus bersalaman dan berpamitan sambil saling mengucapkan terima kasih dan apresiasi untuk semua upaya yang dilakukan, bagi terwujudnya pelatihan yang relatif lancar dan ‘aman’ dari kejadian aneh yang tidak dikehendaki.........Ada sebagian rasa bahagia, namun juga ada sebagian rasa sedih karena harus mengakhiri kebersamaan yang telah tumbuh......Begitu cepat waktu berlalu, dan terlalu cepat kebersamaan berakhir............ The party was almost over and anyhow we have to keep moving forward, bye bye HAS den Bosch, we’re proud to be one of your quest.......

Benchmarking to NL (24. Lecture, Prepare Our Business Plan), 24-11-2010

Untuk kesekian kalinya kita bersama Mr. Marcel, namun kali ini kita lebih banyak melakukan diskusi maupun evaluasi dari semua materi yang pernah diberikan pada hari-hari sebelumnya........... Sisa waktu berikutnya diisi dengan asistensi lebih mendalam tentang materi business plan yang harus dipresentasikan besok pagi........Ada sedikit ketegangan maupun kecemasan bersatu menjadi satu, utamanya bagi diriku sendiri maupun kolega kita dalam kelompok yang akan berperan sebagai spokesman, yakni Ibu Luki (the extraordinary woman from Batu......).

Proses asistensi berjalan amat cepat, utamanya pada kelompok ku yang dibimbing oleh Mr. Marcel. Sebagai seorang praktisi konsultan, dia sangat bersifat praktis dan straight to the point, tidak bertele-tele, jauh dari tataran dan tuntutan paparan yang bersifat akademis dan benar saja hari ini kita bisa meninggalkan kampus jauh lebih awal (jam 15.30)...........Sisa waktu kita gunakan kembali untuk mendatangi pusat kota Den Bosch, membeli tambahan oleh-oleh/souvenir dalam ketergesa-gesaan, karena bis telah menunggu sesuai jadwal setiap harinya (jam 17.30). Begitulah, naluri belanja kita belum bisa berakhir, manakala sisa uang dalam kantong belum benar-benar habis, sebuah perilaku yang demikian akrab saat kita berada di negeri orang .............

Benchmarking to NL (23. Lecture, Still with Mr. Marcell and the lecturer from Royal Tropical Institute), 23-11-2010

Kembali berkesempatan bertemu dan berdiskusi dengan Sang Master of Supply Chain Management. Namun kali ini sedikit menekankan pada aspek penanganan rantai pendingin (Cold Chain Management) dengan mengambil contoh sebuah perusahaan Thailand sebagai bahan pelajaran yang disampaikan secara audio visual (video)............

Sore harinya kita mendapatkan pelajaran dari sang pengajar pengajar dari Royal Tropical Institute (Mr. John), yang menyampaikan tentang institusi dan bagaimana keberadaannya dapat dioptimalkan dalam mendukung integrasi semua peran yang ada dalam siklus rantai nilai (values chain), utamanya pada kelembagaan pertanian. Secara umum materi yang disampaikan sangat bersifat teoritik dan masih dalam tataran konsep yang demikian ideal. Tidak banyak hal yang bersifat lebih aplikatif...... Memang selalu demikian yang terjadi manakala sang lecturer menganggap kita semua masih sebagai sekelompok murid semata bukan orang-orang yang terlibat langsung bahkan pemain utama dari kelembagaan petani tersebut........

Malam hari mulai melakukan packing untuk melihat sejauh mana kopor mampu menampung aneka barang kita yang menggunung......Dan benar saja, aktivitas packing ini membuat kita menjadi demikian ‘neg’ plus nervous mengingat begitu banyaknya souvenir maupun pakaian bawaan yang harus dibawa pulang kembali ke tanah air........Selalu demikian problem klasik yang kita hadapi manakala naluri berbelanja nggak dikelola dengan baik, penginnya membeli barang sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan keterbatasan ‘ruang bagasi’ yang diperbolehkan oleh pihak penerbangan.........siap-siap status overweight telah menunggu di depan mata...........

Benchmarking to NL (22. Lecture, More about supply chain by Marcell), 22-11-2010

Pagi hingga siang hari ini merupakan kesempatan yang kesekian kalinya, kita mendapatkan pelajaran dari Mr. Marcell yang selalu piawai memberikan materinya secara sistematis dan komprehensif. Materi kali ini masih berkisar tentang supply chain management, sesuatu yang demikian sering kita dengar dalam berbagai kesempatan, namun masih demikian sulit untuk mendapatkan gambaran nyata dalam implementasi kegiatan pengembangan komoditas unggulan di masing-masing wilayah sentra produksi yang ada........

Siang harinya kita mendapatkan materi dari perwakilan Agritera, salah satu lembaga yang mendapat funding dari pemerintah Belanda......Lembaga ini juga cukup lama memiliki kiprah kegiatan di Indonesia, hanya disayangkan ternyata mereka banyak menggunakan referensi dan mitra kerja dari sebuah lembaga yang menurut kita tidak cukup representatif bagi petani yakni Aliansi Petani Indonesia (API). Jadi selama berlangsungnya penyampaian materi, tidak pernah jeda dengan yang namanya diskusi, konfirmasi bahkan cenderung adu argumentasi tentang keberadaan kelembagaan petani di Indonesia. Semua kita sepakat, bahwa apapun sanggahan yang kita berikan pada dasarnya bertujuan agar pihak Agritera bisa mendapatkan informasi yang seimbang, tidak berat sebelah dan mempunyai akurasi dalam menentukan representasi kelembagaan petani yang akan dijadikan mitra.

Untung saja session sore ini sang dosen tamu didampingi oleh The wisdom one (Mr. Marcel), sehingga selama berlangsungnya diskusi maupun sanggahan tidak perlu harus mempermalukan atau merasa disalahkan. Semuanya bisa disinergikan oleh adanya saling pengertian serta oleh kemampuannya dalam menenangkan situasi dan dia benar-benar berfungsi sebagai penengah.........

Benchmarking to NL (21. Last week-end, Visit to Roterdam and Den Haag), 21-11-2010

Tanpa dipandu oleh siapapun kembali kita ber-sepuluh memantapkan diri untuk menggenapkan pengalaman dengan mengunjungi dua kota penting lainnya di negeri Belanda, yakni Roterdam dan Den Haag, dengan naik kereta api di gerbong kelas satu............Sekali-sekali ikut merasakan fasilitas kelompok ‘the haves’, meski harus menggunakan tiket promosi (senilai 22 euro untuk keliling Belanda). Benar-benar sebuah pengalaman yang mau nggak mau membuat kita begitu ceria memanfaatkannya dan menjadikan setiap sudut gerbong yang sepi penumpang sebagai latar belakang aneka gaya narsis kita........

Perjalanan dari stasiun Oisterwijk – Tilburg - Roterdam kita lewatkan bersama dengan seluruh anggota team, berikutnya kita berempat misah turun duluan di stasiun kota pelabuhan ini dan mencoba mendatangi salah satu sudut kota (di kawasan wihelminalein) untuk kembali menjadikan deretan gedung maupun semua view yang ada sebagai latar belakang session pemotretan..............

Selama lebih kurang 1 jam kita habiskan kesempatan mampir sejenak dan merasakan udara kota Roterdam, kemudian kembali naik trem ke stasiun dan melanjutkan perjalanan ke Den Haag yang berjarak tempuh sekitar 30 menit. Keluar dari kereta kita langsung berjalan kaki menuju centrum dan menyegerakan masuk ke salah satu departement store (Bijenkorf) untuk membelikan cendera mata bagi para pengajar maupun pengelola pelatihan yang kita anggap perlu untuk diberi something more valuable.........Setelah lumayan berkeliling dari sudut satu ke sudut akhirnya kita mendapatkan kemeja untuk 4 orang pengajar laki-laki dan syal untuk dua orang pengajar perempuan. Rasanya cukup melegakan bisa memilihkan barang-barang yang relatif personal bagi para kolega kita..........

Usai mendapakan cendera mata, waktu sudahenunjukkan jam 15.00, itu berarti kita harus segera mengakhiri kunjungan dan kembali menuju stasiun, tapi masih sempatkan mampir sejenak untuk makan siang (sore???) di Mc. Donald dengan menu favorit seperti biasanya (french fries and chicken nugget !!!!).........cukup sudah untuk mengembalikan energi yang sempat tersedot sebelumnya.

Benchmarking to NL (20. Last week end, Visit to Neeltje Jan- Zeeland), 20-11-2010

Merupakan acara kunjungan wisata yang difasilitasi oleh Has den Bosch dan dipandu langsung oleh sang koordinator pelatihan beserta Mr. Marius, seorang kolega salah satu peserta pelatihan (Pak Slamet Brenjonk). Peserta pelatihan yang mengikuti kunjungan hanya sejumlah 10 orang, lainnya telah memiliki agenda masing-masing. Ikut pula dalam rombongan dua orang tamu International Affair HAS yang berasal dari Latvia......................

Penentuan lokasi kunjungan wisata ini disertai dengan pertimbangan yang amat rapi dan matang, mengingat pihak universitas harus bisa mempertanggung jawabkannya ke penyandang dana (NESO). Sejak awal sudah diinformasikan bahwa sangat tidak memungkinkan difasilitasinya acara kunjungan ke obyek yang bersifat turistik semata, seperti Madurodam dan Volendam. Dan memang benar obyek wisata bernama Delta Park Neeltje Jan ini terbukti memiliki nilai lebih, tentang bagaimana negeri yang sebagian wilayahnya berada di bawah permukaan laut ini dapat membentengi diri dari bahaya banjir akibat air pasang Laut Utara (seperti yang terjadi di tahun 1953 dengan korban sekitar 2000 orang meninggal), dengan dibangunnya pintu air/bendungan yang menggunakan teknologi rancang bangun tercanggih.........

Terlepas dari arti penting terhadap keberlangsungan kehidupan bangsa Belanda, kunjungan ke obyek wisata yang berada di wilayah Zeeland ini telah memberikan keceriaan tersendiri di week-end terakhir kita. Kebersamaan dan keakraban berlangsung saat kita tak bosan-bosannya mengabadikan setiap sudut yang kita lewati, semakin menegaskan ciri khas baru kita : FOTO MANIA, everywhere......... For dutch people it’s probably a kind of strange and a litle bit ridiculous, but we really don’t care about that....................

Benchmarking to NL (19. Lecture, Arjan in Action.......), 19-11-2010

Diawali dengan peninjauan sejenak ke pertanaman tomat dalam laboratorium yang berada di bagian belakang gedung utama dan disambung dengan pelajaran kelas di gedung Duhamnel, sang charming lecturer menjelaskan tentang tatacara budidaya tomat yang banyak dilakukan di negeri Belanda maupun negara lain........Dengan kondisi agroklimat yang berbeda, tak ayal memberikan tatacara budidaya maupun produktivitas yang jelas berbeda pula, it’s totally different..........Untuk itu berulang kali si guru muda tersebut mengingatkan kita untuk menerapkan tatacara yang paling sesuai dengan kondisi negara kita, menyesuaikan aspek agroklimat maupun ketersediaan infrastruktur atau sarana dan prasarana yang ada............

Satu hal yang paling menarik dan membahagiakan bagiku adalah tatkala berhasil mengabadikan gaya dan gerak gerik sang guru melalui video kamera, dengan total lama tayang sekitar 10 menit...... Benar-benar sebuah aset penting yang nantinya bisa dijadikan sebagai referensi bagi siapapun yang ingin tahu tentang bagaimana proses belajar mengajar berlangsung disini. Secara khusus video tersebut tentunya akan menjadi salah satu ‘koleksi’ mahal bagiku, sebagai media untuk memutar ulang segala pengalaman dan proses interaksi pencarian ilmu hortikultura di negeri tulip ini .............

Pelajaran bertanam tomat oleh Arjan berlangsung dengan amat cepat. Saat jam menunjukkan angka 12.00, diapun dengan segera mengakhiri aksinya, sementara kita para murid masih dibuat terbengong-bengong dengan tugas yang barusan diberikannya........Nyata terlihat dia begitu patuh pada alarm jadwal kegiatan yang barangkali demikian padat, ketimbang mencoba menggunakan empatinya untuk mencari tahu apakah para muridnya cukup paham dengan apa yang disampaikan. Begitulah orang muda, yang terkadang kurang mampu memberikan ekspresi kearifannya.........Secara bercanda akupun mengubah nama Arjan menjadi Arogan, meski secara jujur aku tidak menginginkan julukan negatif tersebut tertujukan untuknya, semoga dia bisa lebih arif dikemudian hari...............

Pelajaran sore hari, kita kembali menuju ke gedung utama. Kali ini kita langsung menuju ruang kuliah di sekitar laboratorium dan mendapatkan materi menarik oleh dosen senior (prof Jasper) tentang kondisi global...........quite intesting and really enhance our point of view.......dan yang lebih melegakan lagi adalah kesempatan untuk melihat langsung sebuah eksperimen terbaru, yakni bertanam sayuran dan buah semusim di dalam ruang tertutup (Climate Chamber) dengan sumber pencahayaan dari lampu LED ..........the other interesting knowledge for today.................

Perkuliahan berakhir agak lebih awal dan kita berkesempatan pergi belanja oleh-oleh (untuk yang kesekian kalinya)........ di Den Bosch centrum, tepatnya di toko souvenir yang memiliki harga jual relatif miring. Akupun membeli beberapa souvenir untuk melengkapi banyak souvenir lainnya yang telah menumpuk di koper........
Malam hari suasana di Bungalow 28 terasa sedikit berbeda karena adanya kunjungan tamu (Rina temanku kuliah dan teman bu Luki)......cukup semarak dan ramai dengan aneka cerita. Bagiku sendiri pertemuan kedua kalinya dengan Rina sekeluarga ini sungguh demikian membahagiakan karena memberiku kesempatan untuk memainkan peran sebagai seorang yang muncul dari dasar lautan dan tengah mencoba membangun kembali tali silaturahmi yang pernah hadir 20 tahun lalu.......... betapa waktu telah berjalan demikian cepat...........oh, how time really really flies!!!!

Benchmarking to NL (18. Dinner at Bungalow 28), 18-11-2010

Lecture hari ini berlangsung sedikit berbeda dengan biasanya........Oleh sang pengajar (Ineke) kita diminta menyiapkan paparan singkat tentang bagaimana mengusahakan 4 (empat) contoh komoditas yang dilakukan di Indonesia beserta permasalahan yang dihadapi dan diharapkan mendapat masukan dari sang pengajar.............Rupanya pihak penyelenggara pelatihan sudah berusaha memperbaiki sistem pengajaran yang memberikan ruang bagi dibahasnya kasus Indonesia. Secara umum perkuliahan berlangsung lancar, bahkan terkesan sedikit monoton, mungkin kita mulai merasa kecapaian dan overload dengan semua materi perkuliahan yang diberikan selama ini.........

Seusai kuliah kelas kita masih diajak mengunjungi sebuah toko yang menjual aneka produk pertanian beserta fasilitas pendukungnya, mereka menyebutnya INTRATUIN........Waktu berkunjung mesti dihemat karena setelah ini kita bakalan punya hajatan penting, yakni menyiapkan makan malam bersama yang bertempat di Bungalow 28, dengan menggabungkan aneka makanan yang dibuat dari masing-masing bungalow.........Tamu istimewa kita adalah 3 (tiga) orang pengajar (Toine, Marcel dan Ineke yang mengajak putrinya bernama Marjolane). Benar-benar kita menjadi dibuat sibuk mempersiapkan tempat dan hidangan yang sekiranya tidak membuat mereka kehilangan nafsu makan.........Dan saat tepat menunjukkan jam 7 malam, kitapun mulai berkumpul dan lumayan berdesak-desakan, mencoba menikmati semua jenis makanan yang tersedia, sekaligus berulangkali mengabadikan moment tersebut dengan jepretan kamera masing-masing........rupanya gejala narsisme menjadi ciri baru bagi orang Indonesia manakala sedang berada di negeri orang..............

Usai makan malam, acara inti menunggu berupa asistensi dari para dosen untuk tugas business plan yang menjadi penutup alias tugas akhir dari pelatihan ini. Tugas akhir ini diharapkan bukan hanya sekedar tugas tetapi sedapat mungkin nantinya bisa diimplementasikan oleh pelaku usaha (dalam hal ini Bu Luki). Kitapun memisahkan diri sesuai kelompok masing-masing........Kelompokku sendiri yang terdiri dari 4 (empat) orang hingga saat ini masih belum juga mendapatkan kepastian tentang apapun yang akan dikerjakan dengan tugas tersebut, namun dengan segala kesabaran Mr. Marcell berusaha ikut membantu menemukan pokok permasalahan dan tema yang ingin digarap oleh kelompok kita.........

Dan saat sudah menunjukkan jam 22.00 kita pun kembali berkumpul di bungalow 28, kembali mencoba mengakrabkan diri dengan tamu2 kita, terutama diriku yang lagi-lagi berusaha mencari kesempatan untuk berinteraksi dengan sang koordinator pelatihan.......so, semuanya merasa happy dan mengakhiri acara malam ini dengan bersih2 sisa makanan maupun peralatan yang lumayan menumpuk.......The Dinner itself has done smootly, but not of our business case assigment.......

Benchmarking to NL (17. Excursion, Wageningen and Marjoland Roses), 17-11-2010

Kembali kita melakukan kunjungan lapangan seharian, kali ini dipandu oleh Ineke, ke dua tempat yang relatif berdekatan, yakni Wageningen Research Centre dan Roses Grower (Marjoland). Di lokasi pertama kita disuguhi dengan 3 (tiga) proyek inovasi pemanfaatan energi secara berkelanjutan terkait dengan pengembangan glasshouse yang tengah dilakukan oleh salah satu universitas sains terkenal negeri ini.

Memang semua proyek yang dijelaskan terkesan demikian sophisticated dan rasanya masih teramat jauh dari jangkauan kita untuk mengadopsinya. Namun semua ide dan gagasan untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi yang tersedia di masing-masing wilayah, merupakan sesuatu yang layak dikedepankan dalam menghadapi tantangan masa depan.

Kunjungan berikutnya ke sebuah perusahaan besar (roses grower) yang dikendalikan oleh keluarga imigran Polandia. Dengan total luas pertanaman mencapai 20 hektar, semuanya didalam glasshouse, dan hanya memiliki tenaga kerja sebanyak 180 orang, lagi-lagi menunjukkan betapa efisiennya pengelolaan setiap perusahaan agribisnis yang kita kunjungi, tidak perduli apakah dikelola oleh orang Belanda asli maupun para imigran........

Satu kesan khusus yang diperoleh dari kunjungan ke Marjoland ini adalah bagaimana sang pengelola perusahaan (Johan, 2nd Generation of Polish family) demikian passioned dengan bidang usaha yang digelutinya. Berulang kali sang manajer muda ini mengungkapkan strategi dan kiat bisnisnya dengan muatan filosofi yang demikian mendalam................Sangat mengesankan dan memberikan motivasi bagi siapapun yang telah memantapkan pilihan usahanya untuk bergerak di bidang produksi aneka hasil segar pertanian, yang memang memiliki resiko lebih besar dibandingkan jenis usaha lainnya.

Benchmarking to NL (16. Lecture, Last Lecture from Mr. Frank Cruise), 16 -11-2010

Menjadi kesempatan terakhir kita bertatap muka dan mendapatkan pelajaran dari Sang Bintang. Dan diapun mengawali presentasinya dengan menampilkan slide awal yang bergambar Tom Cruise sebagai pengajar dari materi yang akan diberikan hari ini......sebuah pembukaan yang demikian menyegarkan dan cukup menggelitik, khas seorang Frank Cruise yang benar-benar informal dan selalu penuh kejutan..........

Ketidak-formalan maupun un-commonly thing juga ditunjukkannya saat menyampaikan materi yang bertema teknologi produksi buah-buahan. Sejak awal dia telah memagari hanya akan memberikan gambaran tentang bagaimana usahatani buah-buahan dari sudut pandang yang berbeda, yang semestinya selalu berorientasi pada kebutuhan pasar. Dia telah memastikan diri tidak akan berbicara tentang teknis budidaya masing-masing jenis tanaman, karena menurutnya akan sangat membosankan dan terlalu mudah untuk diperoleh dari berbagai jenis tulisan atau manual yang banyak dipublikasikan melalui aneka website yang ada.............

Memang demikianlah adanya, bicara tentang teknologi produksi rasanya akan jauh lebih mudah dilakukan ketimbang aspek lain yang berkaitan dengan bagaimana meng-create pasar sekaligus memperluas peluang pemasaran di dalam negeri maupun luar negeri.......Disela-sela penyampaian materinya, kembali selalu dilakukan aneka joke dan diskusi yang menambah keakraban kita dengan sang pengajar......Dan saat sore menjelang, kita akhiri pelajaran hari ini dengan pemberian cendera mata maupun session foto bersama yang dilakukan dengan penuh semangat dan keceriaan. Dan kebersamaan kitapun harus berakhir sampai disini disertai ucapan terima kasih yang tulus......Thanks so much Mr. Cruise, hope we’ll see you again in the near future..................

Seusai kuliah masih ada satu lagi agenda penting yang mesti dilakukan hari ini, yakni acara Makan Malam bersama di rumah Mr. Toine, bersama 2 orang teman (Mbak Dian dan Taufik)........Menurut banyak orang, diundang makan malam oleh sebuah keluarga di Negeri Belanda merupakan salah satu perwujudan rasa hormat dan apresiasi mereka terhadap kehadiran kita disini. Maka kita bertiga pun sangat antusias untuk hadir dan sedapat mungkin mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya, termasuk membawa buah tangan untuk mereka sekeluarga......

Dan sesampai di rumah sang koordinator pelatihan tersebut, aroma keakraban mulai terasa, kita terlibat perbincangan yang hangat bersahabat dengan mereka berenam (bapak ibu plus 4 anak yang demikian intens terlibat dengan kebersamaan kita........). Sepanjang lebih 4,5 jam kita lewatkan keakraban kita berdelapan dengan ngobrol, makan dan bersuka cita dengan permainan tradisional bernama SJOELEN, sebuah adu ketangkasan menyerupai permainan Karambol........Benar-benar sebuah cara membangun keakraban dan kehangatan yang demikian berhasil, dan kitapun pulang dengan perasaan bahagia diantar langsung sampai didepan bungalow..............kita semua merasa bahagia karena adanya kebersamaan yang saling menghargai, bahagia karena mampu membangun komunikasi, bahagia karena berhasil mengesampingkan adanya perbedaan........

Benchmarking to NL (15. Excursion (A Whole day with the most charming ‘Arjan’), 15-11-2010

Nama lengkapnya adalah Arjan van Steekelenburg, a typical name for Holland person............. Kita sudah mengenal dan bertemu dengannya berulangkali, karena dia selalu menjadi pemandu saat acara kunjungan lapangan (excursion). Amat berbeda sekali dengan the other charming lecturer (Mr. Frank), dosen muda ini tampak lebih serius dan less joke even less understandable for us.......... Sikapnya yang serius tidaklah menjadi soal bagi kita, tapi cara berbicaranya yang demikian cepat dan selalu menggunakan kalimat yang panjang-panjang lah yang menghadirkan masalah bagi kita semua. Sehingga kita sering ketinggalan menangkap materi yang disampaikan........Untungnya kita berkesempatan menyampaikan permasalahan tersebut langsung kepadanya saat perjalanan menuju kunjungan lapangan dan dia bisa memakluminya.............

Acara kunjungan lapangan kali ini untuk bertemu langsung dengan 2 (dua) wakil vegetable grower, yang pertama ke petani perorangan dan yang kedua ke petani dengan skala perusahaan. Petani pertama (Van Putten) relatif masih sangat muda, well educated, mengusahakan aneka sayuran (kentang dan brussel sprout) secara monokultur dengan fasilitas yang amat lengkap dan lagi-lagi menggunakan tenaga kerja manusia dengan amat efisien (5 orang untuk 1 hektar pertanaman, bandingkan di Indonesia dengan 25 orang untuk 1 hektar.......). Dengan background pendidikan yang demikin sesuai, dia mampu mengelola usahataninya dengan baik, telah memiliki sertifikat Global GAP sebagai persyaratan memasok ke supermarket melalui packaging company, juga aneka inovasi di aspek agronomi maupun modifikasi peralatan dapat dilakukannya untuk meningkatkan profit usaha. Selalu begitu apabila petani muda menjalankan usahataninya dengan berbekal latar belakang edukasi yang memadai.......

Kunjungan kedua ke super grower skala perusahaan (LANS), merupakan bisnis keluarga dengan luas areal pertanaman 52 hektar khusus untuk tanaman Tomat. Lans dikelola oleh dua orang saudara, merupakan salah satu anggota asosiasi grower terkenal (Fres Q, Frestem) yang menjadi pemasok utama untuk TNI, salah satu unit usaha di Greenpack co, yang kita kunjungi minggu lalu........
Kita diajak melihat dari dekat areal pertanam Tomat cherry (Vine tomato) dibawah greenhouse tunggal seluas 9,2 ha dengan hanya sekitar 45 orang tenaga kerja.......really amazing !!!!. Disini kita mendapatkan penjelasan secara detail dari aspek pengelolaan tanaman hingga fasilitas pendukung, utamanya terkait dengan penyediaan bahan bakar untuk pemanas maupun perlistrikan. Sebuah penggabungan konsep efisiensi maupun fasilitasi investasi yang benar-benar luar biasa tatkala hal tersebut hanya dilakukan melalui sumber pembeayaan secara mandiri dari pemilik usaha yang bersangkutan, tanpa mesti menggantungkan pada fasilitasi dan campur tangan pemerintah.......

Begitulah, acara kunjungan lapang seharian ini kita lewati bersama, dipandu oleh ‘the charming Arjan’ dengan melihat secara langsung bagaimana ‘petani’ sayuran Belanda menjalankan aktivitas pengelolaan tanamannya, sekaligus secara bersama-sama mereka berusaha mendapatkan posisi tawar yang seimbang melalui asosiasi/group grower yang terbentuk sepenuhnya berdasarkan konsep bottom up.......Sedikit ironis dengan keberadaan asosiasi/kelompok tani di Indonesia yang kebanyakan tumbuh masih berdasarkan dorongan atau rangsangan dari atas top down approach........Satu lagi pelajaran dari sang pemandu, bahwa dalam memproduksi apapun jenis komoditas, hendaknya selalu berfikir market demand oriented. Terlebih mesti mempertimbangkan aspek higinies dan kecantikan produk yang dihasilkan dan sedapat mungkin melalui proses produksi yang aman dan ramah lingkungan....... such a valuable suggestion, danki well Arjan!!!!

Benchmarking to NL (14. 2nd Week End (Going abroad........), 14-11-2010

Hari minggu kedua, kita gunakan untuk bepergian keluar negeri, yakni negeri tetangga yang berada tepat disebelah selatan Belanda, Belgia. Sebanyak 16 orang yang ikut kunjungan ini, hanya satu orang yang nggak ikut dan memilih melewatkan akhir pekan dengan acaranya sendiri. Bersama kita mengikuti perjalanan panjang dengan kereta api, mulai dari stasiun Oisterwijk –Tilberg – Breda – Rosendaal – Brussel Centrum ........Meskipun menyeberang ke negeri tetangga tetapi kita tak sedikitpun merasakan adanya perbedaan perlakuan keimigrasian setempat.

Perjalanan dengan kereta api antar negara berlangsung secara lancar tanpa hambatan, meski harus berganti dengan bis pengumpan karena adanya perbaikan jalur rel di stasiun Rosendaal.....Jam 12.30 an kita sampai di stasiun Brussel Centrum, sejenak bernarsis ria di Taman Kota diluar stasiun (Monumen Kuda??), dilanjut dengan naik Touring bus berkeliling kota dengan membayar 10 Euro plus fasilitas head set untuk memperoleh informasi dengan 8 pilihan bahasa. Sebuah kemasan paket wisata yang demikian tertata rapi, dan memberi banyak kemudahan maupun kenyamanan bagi pelancong yang datang.......

Kita berhenti di salah satu ikon wisata Kota Brussel yang bernama ATOMIUM, dengan penggambaran rangkaian atom raksasa yang tegak berdiri menjulang tinggi, sangat eksotik sebagai background aneka gaya narsis kita semua.......Selanjutnya untuk melengkapi kunjungan di arena futuristik tersebut, akupun menyempatkan beli kaos untuk oleh-oleh dan karena menunggu dilayaninya kaos tersebut menyebabkan aku bersama dua orang teman, terpaksa ketinggalan bis dan harus menunggu datangnya bis 45 menit berikutnya, tapi justru membawa berkah lain, karena bisa berfoto ria dengan lebih bebas karena terbebas dari kerumunan.........

Setelah bis datang, maka kitapun segera masuk dan mengikuti rute selanjutnya hingga sampai ke pemberhentian di kawasan wisata andalan lainnya, yakni Manekin Pis. Sebuah nama yang demikian familiar sejak kita sampai di Belanda, karena dijadikan nama kedai makan take away untuk potato french fries yang selalu ramai dengan antrian pembeli. Kesan pertama bagi sebagian orang yang berkunjung ke tempat ini pasti akan sama, seperti cerita Andrea Hirata dalam novel Edensor-nya....... Disini kita dibuat geli dan sedikit terkecoh dengan kenyataan bahwa obyek wisata yang demikian mendunia tersebut hanyalah berupa sebuah patung anak lelaki telanjang yang sedang kencing beserta air kencingnya yang menjadi air mancur abadi...... Patung super kecil tersebut berada di pojok gang yang dipenuhi dengan toko-toko souvenir, tidak terlalu istimewa selain karena kemampuan pengelola wisata setempat dalam mempromosikan obyek uniknya..........Sebuah pelajaran lain tentang bagaimana mengemas yang namanya UPS (Unique Selling Point).......

Acara wisata belanja berakhir sore hari, dan kita mesti bergegas menuju stasiun untuk naik kereta jam 4.20 an. Hanya dengan membeli kentang goreng (disini disebut dengan frites), akupun berlari menuju platform yang demikian ramai oleh calon penumpang. Rupanya ada penundaan kereta api sebelumnya sehingga tatkala kita masuk ke dalam kereta sudah tidak lagi mendapatkan tempat duduk. Aku bersama beberapa orang teman laki-laki terpaksa berdiri sepanjang perjalanan Brussel Centrum – Rosendaal. Cukup melelahkan, namum juga memberi pengalaman tersendiri.....Dalam posisi berdiri begini justru sempat melakukan obrolan ringan dengan seorang ibu paruh baya yang duduk tepat disamping berdiriku.....Dia baru kembali dari UK, terlihat dari tentengan tas bertuliskan Royal Horticultural Society (tulisan itu pula yang awalnya menjadi pembuka perbincangan). Dan lebih menggembirakan pula bahwa rupanya dia juga pernah berkunjung ke Indonesia...........

Benchmarking to NL (13. 2nd Week End (Visit to Amsterdam), 13-11-2010

Akhir pekan kedua telah datang, tak terasa hampir 2 minggu sudah kita merasakan dinginnya udara negeri keju......dan hari ini kita berkesempatan mengunjungi ibukotanya, Amsterdam, dengan segala pesona touristiknya. Dikawal langsung oleh dua orang HAS den Bosch (Mr. Toine, sang koordinator dan Ms. Ineke, dosen) beserta si junior Thomas (Toine’s son, 12-yearl old), ditambah pemandu tambahan, Ibu Cici - teman dari Bu Nana our bungalow’s mate ........maka lengkap sudah perjalanan turistik kita kali ini.......

Perjalanan Oisterwijk – Amsterdam ditempuh selama 1,5 jam dengan bis seperti biasanya. Sesampai di stasiun sentra kota para pendiri VOC tersebut, kitapun memulai perjalanan Canal Tour dengan menyusuri sudut-sudut kota dengan naik perahu yang mampu menampung penumpang sekitar 50 orang.......Tidak banyak yang mampu aku ungkapkan tentang pengalaman menyusuri kanal-kanal ditengah kota tersebut, ada rasa bahagia karena merasakan sebuah experience yang lain, tapi selebihnya tidak terlalu menghasilkan sensasi tersendiri, karena telah banyak pengalaman sejenis yang aku rasakan di kesempatan living abroad sebelumnya, di Jepang maupun Mesir..........

Seusai perjalanan Canal tour yang memakan waktu sekitar 1 jam, kitapun mulai melewati acara bebas sesuai dengan minat dan tujuan masing-masing, masih disekitar pusat kota yang bernama Dam Square. Kebanyakan kita mengambil kesempatan untuk membeli souvenir, termasuk diriku yang ikut melakukan pembelian sedikit irasional karena kebingungan selalu begitu kalo membeli souvenir untuk teman/kerabat di tanah air)..........

Satu momen menggembirakan lainnya bagiku adalah saat pertemuan dengan teman kuliah di Jogya (Rina Ardhina) yang telah 13 tahun menetap di Belanda bersama suami bule dan 2 orang anaknya..... Sebuah pertemuan yang cukup mengharukan setelah lebih 20 tahun tidak pernah sedikitpun berkabar maupun bertatap muka. Perjumpaanku ini diawali sekitar 2-3 bulan lalu dari media Facebook, saat aku meng-addkan namanya dan dilanjut dengan chatting singkat, akhirnya tahulah aku kalo si teman ini tinggal di Belanda. Sehingga tatkala aku sudah pasti lolos sebagai peserta pelatihan ini, maka dengan sangat intensif mulai melakukan komunikasi dan janjian untuk bisa ketemuan disini, bagaimanapun caranya.....

Begitulah akhirnya setelah menunggu selama hampir 2 minggu, kitapun bisa ketemu persis di depan salah satu departement store (C & A), saat aku tengah menunggu teman-teman lain asyik berbelanja aneka produk fashion.......Memang, terkadang kita benar-benar tidak pernah bisa menduga akan apapun yang bakalan terjadi di depan kita. Ini jadi pemikiranku tatkala mencoba mem-flashback semua kenanganku akan seorang Rina saat kuliah dulu...... Tidak sedikitpun aku mampu menduga bahwa salah seorang teman kita, yang menurut pandangan umum biasa-biasa saja bahkan demikian sangat sederhana, bakalan memiliki cerita kehidupan yang begitu extraordinary, amat berbeda dengan kebanyakan teman lainnya yang semula dimataku saat itu memiliki lebih banyak keistimewaan..... Yah, inilah bagian dari rahasia hidup, tak seorangpun tahu dan mampu memperkirakan sebelumnya, Only Heaven knows...... itu yang selalu aku yakinkan pada diri sendiri terhadap apa yang bakalan terjadi pada diriku hari esok........

Benchmarking to NL (12. Lecture,Development of Netherland from Ineke point of view, 12-11-201)0)

Pelajaran kelas dengan pengajar Ms. Ineke yang banyak pengalaman dengan tugas penyuluhan di negeri Brasil maupun 2 negara Afrika yang menjadi lokasi pengembangan bunga potong, yakni Kenya dan Ethiopia. Melalui presentasinya, terinformasikan lebih detail tentang pertimbangan dan alasan pemilihan kedua negara tersebut. Sangat mengherankan karena semula didalam benak kita, Kenya dan Ethiopia selalu identik dengan negara miskin beserta permasalahan sosial (kelaparan, perang saudara).........oleh pengajar disebutkan bahwa alasan utama adalah kesesuaian agroklimat dan rendahnya beaya yang harus dikeluarkan untuk investasi, mengingat murahnya upah tenaga kerja dan adanya insentif/dukungan penuh dari pemerintah setempat.

Dari paparan pengembangan bunga potong yang dilakukan melalui investasi pelaku bisnis ke luar wilayah Belanda, terlihat masih adanya peluang dan kesempatan bagi negara-negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk menjadi sasaran berikutnya. As long as we able to compete with other area about operation cost and government support................

Session berikutnya adalah kunjungan ke beberapa unit aktivitas yang ada di gedung utama kampus, yakni Laboratorium dan Perpustakaan.......( a kind of serious and important activity unit for the REAL STUDENT, not for us????)

Keberadaan kita di kampus diakhiri dengan keikutsertaan 6 orang (termasuk aku) pada sebuah rapat kecil dengan sang koordinator pelatihan (Mr. Toine) untuk mengevaluasi berbagai aspek setelah separuh perjalanan pelatihan berlangsung........secara jujur dan tulus kita berenam mengakui betapa rapinya program ini tertata dan secara umum telah mendekati dari tujuan utama pelatihan yakni untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta tentang pengelolaan agribisnis global...... Everything has already well prepared, well organized, (more than we expected before) and we really satisfied about that.........

Benchmarking to NL (11. Excursion, About efficiency........ Rotterdam, 11-11-2010)

Hari ini agenda kita bukan pelajaran di kelas, melainkan kunjungan ke dua buah perusahaan swasta yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi komoditas sayuran dan buah-buahan. Obyek kunjungan pertama adalah di Greenpack, sebuah kelompok perusahaan besar yang melibatkan 6 mitra kerja dan menfokuskan usahanya pada pengemasan produk sayuran, utamanya Tomat dengan 15 varietas yang berbeda sesuai permintaan pasar, dengan luas cakupan pertanaman 270 hektar.......

Besarnya cakupan skala usaha perusahaan dapat kita lihat dari data selanjutnya, yakni luas total bangunan 6 ha (main building 4 ha), dengan jumlah dok 100 buah ( 50 untuk kedatangan dan 50 untuk distribusi), jumlah packaging line 31 buah, 3 buah washing machine (untuk krat) dengan kemampuan cuci 1500 krat/jam, dan unit pembuatan kotak kemasan aneka bentuk dan ukuran. Dan lagi-lagi melalui kunjungan ini kita dibuat kagum dengan segala sistem dan efisiensi kerja yang berlangsung di perusahaan tersebut. Dengan kapasitas usaha yang demikian besar, ternyata hanya diperkuat dengan 58 orang sebagai tenaga kerja tetap, sisanya berkisar antara 400 – 500 orang merupakan tenaga kerja temporer.

Yang sangat mencengangkan adalah saat kita melihat di unit pembuatan kotak kemasan (5 mesin yang beroperasi bersamaan) hanya dijaga oleh satu orang pekerja yang terus bergerak mengumpulkan kotak kemasasan dari mesin satu ke mesin lainnya...... demikian efisien dalam menggunakan tenaga manusia, barangkali karena lack of labour, atau memang demikianlah etos kerja mereka yang demikian selalu fokus dan bertanggung jawab pada tugas/kewajiban masing-masing.

Gambaran nyata tentang betapa efisiensinya perusahaan di Belanda menjalankan bisnisnya, kembali kita temui saat kunjungan ke Timer Fruit. Sebuah perusahaan importer (didirikan oleh dua orang Tim dan Eric) dan saat ini dikelola oleh tenaga muda penuh semangat dan inovasi. Perusaaan ini mengimpor aneka buah-buahan dari berbagai negara (Amerika Selatan dan Tengah, Afrika Selatan, India) dan didistribusikan ke beberapa supermarket di Belanda maupun negara-negara di sekitarnya. Perusahaan ini termasuk salah satu pemain utama importer buah-buahan yang ada di wilayah Eropa..... Dan yang membuat kita geleng-geleng kepala adalah minimnya karyawan yang mereka punya, yakni hanya 9 orang......teramat mengagumkan mengingat transaksi mereka yang bisa mencapai 4,5 juta karton per tahun.......

Lesson for today IS About EFFICIENCY...........Pertanyaannya adalah : apakah hal ini bisa dilakukan di negeri dengan jumlah tenaga kerja yang demikian melimpah, seperti Indonesia???. Selalu ada trade-off, antara pertimbangan efisiensi dan penyediaan lapangan pekerjaan.......

Benchmarking to NL (10. Lecture, Marketing Knowledge from Mr. Frank Cruise, 10-11-2010)

Menjadi salah satu session pelajaran yang demikian menarik, interaktif, cheerful and has a lot of fun from such a good looking man...........Semua berawal dari keberadaan seorang pengajar berwajah mirip Tom Cruise...... Memiliki nama asli Frank van der Linder, pengajar materi perdagangan dan pemasaran global ini memang benar-benar memiliki penampilan fisik yang demikian serupa dengan bintang terkenal dari Hollywood tersebut, mulai dari postur tubuh, bentuk dan cetakan wajah hingga tajam dan binarnya tatapan mata yang bagaikan pinang dibelah dua dengan sang bintang........

Dengan gaya mengajar yang begitu kocak, akrab, dinamis dan penuh dengan canda sehingga tidak sedikitpun memberikan kesempatan bagi kita untuk mengantuk ataupun sekedar mengalihkan perhatian. Semua peserta pelatihan merasa demikian terhibur, terceriakan dan mencoba mengimbangi semangat dan keakraban yang ditunjukkan oleh sang pengajar. Sepanjang penyampaian materi, Mr. Cruise senantiasa mondar-mandir, penuh semangat, tidak pernah berdiam di satu titik, selalu mencoba mendapatkan respon interaktif dari kita2 yang tak kalah semangatnya. Demikian pula saat presentasi tugas dadakan yang disampaikan oleh masing-masing wakil kelompok, dengan gayanya yang lugas dan supportif, dia selalu berusaha mengapresiasi apa yang mampu disampaikan oleh keterbatasan analisa dan kendala penguasaan bahasa inggris kita......

Begitulah akhirnya saat jam tepat menunjukkan 17.00, usai sudah keceriaan dan kebersamaan kita hari ini dengan Mr. Cruise. Sambil tetap berharap segera bisa mendapatkan pencerahan dan keceriaan selanjutnya dengan materi pelajaran yang lain di minggu depan........

Benchmarking to NL (9. Lecture, All about Global GAP, 9-11-2010)

Materi seharian ini demikian dekat dan familiar dengan kita para petugas......yakni tentang Global GAP yang disampaikan oleh Ms. Alma, salah seorang konsultan manajemen mutu yang telah beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Mendengarkan dan menyimak paparan tentang GAP sungguh telah berkali-kali kita ikuti, sehingga kadang muncul rasa ‘neg’........quite isteresting, but to be honest a litle bit boring as well.......

Tapi apapun yang kita rasakan, tetap saja suasana perkuliahan berlangsung amat mengesankan oleh adanya proses interaksi yang berlangsung di setiap session yang diberikan........penjelasan tentang konsep/prinsip GAP yang dutujukan untuk aktivitas yang dilakukan grower, beserta pengelolaan jaminan mutu melalui proses sertifikasi pada dasarnya telah kita tahu, cuma implementasinya di tingkat pelaku usaha/grower yang masih membutuhkan waktu. Masih banyak upaya dan pembenahan yang perlu dilakukan, agar kita melalui INDOGAP bisa sejajar dan memenuhi standar maupun persyaratan yang digariskan oleh Global GAP.

Dari aspek konten atau isi yang terkandung dalam panduan INDOGAP, pada prinsipnya tidak terlalu beda jauh dengan yang terdapat pada Global GAP. Hanya saja kalo dibandingkan dari banyaknya item control point (mayor must, minor must, recomendation) dari masing-masing sistem manajemen mutu tersebut, terlihat bahwa INDOGAP memang memiliki jumlah control point di ketiga tingkatan kriteria, yang lebih sedikit dibandingkan Global GAP. Itu artinya INDOGAP memiliki persyaratan yang lebih longgar, mengingat adanya karakteristik agroklimat maupun petani/pelaku usaha/grower yang amat berbeda dengan negara lain.........

Di akhir perkuliahannya, oleh pengajar disampaikan tentang masih perlunya dilakukan upaya pembenahan internal agar prinsip INDOGAP dapat benar2 berdiri sejajar dengan sistem mutu lainnya, utamanya perlu segera dikoordinasikan bagi tumbuhnya sebuah gugus tugas atau National Technical Working Group, yang terdiri dari unsur pemerintah maupun pihak swasta. Terlebih lagi masih diperlukan upaya dan kerja yang lebih keras bagi percepatan implementasi konsep dan prinsip GAP ditingkat grower atau petani/kelompok tani........begitulah, semua perubahan memerlukan ‘waktu’ dan kita harus terus optimis untuk bersama-sama menyongsong perubahan tersebut.........

Benchmarking to NL (8 .Lecture, our 1st presentation, 8-11-10)

Kembali ke kampus, pelajaran seharian masih bersama Mr. Marcel dengan tema lanjutan dari minggu yang lalu. Yang membedakan adalah hari ini setidaknya ada 2 session yang mengharuskan kita menyampaikan presentasi (wakil group masing-masing) tentang tema/kasus yang diberikan. Presentasi pertama (dadakan dan spontan) dilakukan untuk menguji kemampuan group dalam menelaah kasus aktual terkait dengan regulasi atau program apa yang bisa disarankan dalam pengembangan 3 (tiga) contoh komoditas (Bunga potong, Rambutan dan Cabe merah) dan masing-masing kelompok hanya diberi waktu 20 menit untuk berdiskusi.

Aku berlima mendapatkan kasus Cabe merah, terkesan amat klasik dengan bidang tugas yang aku jalani di kantor, tapi tetap saja kita menghadapi kesulitan untuk mengungkapkan dalam bentuk presentasi. Untungnya dalam kelompok kita ada rekan Anik from Magetan, yang dengan kemampuan englishnya bisa memaparkan tugas yang diberikan, sementara anggota lainnya cukup memberi support alias dukungan moril saja......

Presentasi kedua dilakukan di akhir jam kuliah, dengan group yang berbeda dan materi yang rata-rata telah disiapkan saat weekend kemarin. Dan lagi2 aku merasa beruntung memiliki rekan satu group (Ibu Luki) yang cukup berpengalaman dalam menjalankan bisnisnya, dan kali ini menyampaikan presentasi tentang peningkatan rantai nilai komoditas Cabe merah.......Masih tentang Cabe merah, tapi kali ini dari sudut pandang yang berbeda. Hasil presentasi : not totally bad but also not too good, masalahnya kita semua (termasuk kelompok yang lain) nampak sama-sama belum menangkap sepenuhnya tentang tugas pembuatan bisnis plan tersebut, sehingga masing-masing kelompok menampilkan isi dan outline presentasi yang berbeda........

Hanya saja yang melegakan, oleh pihak pengajar (Mr. Marcel dan Mr. Toine) diinformasikan nantinya akan ada proses pendampingan dan asistensi yang lebih intensif agar masing-masing kelompok bisa menghasilkan bisnis plan yang lebih spesifik, terukur dan cukup layak untuk disajikan pada akhir kegiatan.......Sungguh sebuah wujud tanggung jawab yang demikian besar mereka tunjukkan bagi penyempurnaan tugas kita....it’s a great pleasure, danki well!!!

Benchmarking to NL (7.1st Week End, Visiting Utrecht, 7-11-10 )

Ini masih hari minggu dan kita secara bersama-sama telah merencanakan pergi ke Utrect. Dengan segala keyakinan mulai dari merancang moda transportasi yang digunakan, rute beserta pengumpulan beaya bersama, maka jadilah kita berangkat ke salah satu kota ternama di Negeri Belanda. Perjalanan dengan kereta api berawal dari stasiun kecil Oisterwijk, yang kita jangkau dengan naik taksi dari basecamp, menuju ke stasiun Eindhoven dan berganti kereta untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun Utrect........

Mengingat start awal dari basecamp lumayan pagi (7.30), maka kitapun sampai di tempat tujuan juga masih kelewat pagi (09.30), saat seisi kota masih tertidur alias belum ada aktivitas kehidupan, toko-toko buka baru jam 11.00. Kita menjadi manusia pertama yang mengisi aktivitas kota dengan menyusuri sepanjang jalan dalam kondisi kedinginan tanpa menemukan satu tempatpun untuk bisa dijadikan mesin penghangat........

Sambil berjalan mengukur panjangnya jalanan kota, kitapu berkali-kali berusaha mematutkan diri sebagai seorang foto model. Begitu banyak sudut-sudut kota, berupa bangunan kuno dan bersejarah maupun deretan pepohonan sub tropis yang lagi berubah warna daunnya, yang demikian indah untuk dilihat dan terlebih lagi begitu indah untuk dijadikan background foto-foto narsis kita.......Begitulah yang membedakan kita dengan pengunjung kota lainnya yang terlihat lebih serius mengamati dan mempelajari makna dari masing-masing bangunan ketimbang sekedar menjadikannya sebagai latar belakang foto.......whatever, sebagai orang yang awam sejarah, cukuplah bagi kita untuk mengagumi keberadaan dan keindahannya melalui lembar demi lembar gambar yang berhasil diabadikan.

Begitulah saat jam menunjukkan angka 11, denyut aktivitas kota mulai terasa, satu demi satu toko mulai buka, pedagang di flea market mulai menata barangnya, dan koridor jalanan kota mulai dipadati dengan para pejalan kaki maupun pembelanja.............hari minggu saatnya untuk membelanjakan isi kantong dengan segala keperluan musim dingin, itu pula yang dilakukan oleh sebagian peserta pelatihan, terkecuali diriku yang tak berminat karena masih lebih familiar dan memilih berbelanja di pertokoan yang ada di pusat kota Den Bosch......
Selanjutnya lagi-lagi kita melabuhkan diri ke Mc. Donald, aku pesan menu yang sama.....Memang terkesan tidak kreatif, but I really don’t care about that.......yang penting di tempat ini aku bisa kembali menyapa kolega dan bersosialisasi dengan dunia luar melalui fasilitas wi-fi gratis yang disediakan oleh resto cepat saji tersebut...........

Jam 02.30 kita sudah kumpul lagi di stasiun dan kembali melewati perjalanan menuju Eindhoven (dengan sedikit ‘accidental moment’), pindah kereta menuju ke stasiun Oisterwijk dan kembali bertaksi ria menuju bungalow 28, our home sweet home at the moment......

Benchmarking to NL (6. 1st Week End (City Sightseeing, 6-11-10)

Ini menjadi akhir pekan atau hari sabtu pertama yang kita lewati dengan acara jalan-jalan plus lihat-lihat keramaian pusat kota Den Bosch, mengulang aktivitas yang kita lakukan kamis malam kemarin saat ditunjukkan oleh Kim, sang asisten Koordinator Pelatihan...........Hari diawali dengan bangun tidur yang sedikit lebih siangan dan kita baru meninggalkan kawasan De Parel jam 10.30 an dan di drop di pusat kota, selanjutnya bersama2 menyusuri koridor kota dengan panduan langsung dari Mr. Toine yang terpaksa mengorbankan hari liburnya untuk mendampingi kita.......how kind he was, and we really have owed to him.......

Oleh Mr. Toine kita dikenalkan dengan jalanan pusat kota, sekitar city hall, kemudian mendekat dan melihat lebih dekat sebuah Gereja tua (Saint Jan) yang dibangun pada abad 13 hingga 16 masehi. Cukup mengagumkan bagiku, meski tidak terlalu istimewa mengingat telah banyak bangunan sejenis yang pernah aku lihat dari dekat. Selanjutnya kita dilepas untuk melakukan pilihan aktivitas masing-masing hingga menunggu jemputan bis saat jam 15.00.........

Langsung saja kita bertebaran menuju sasaran dan minat masing-masing, aku beserta ibu-ibu satu bungalow menelusur dari toko satu ke toko lainnya, utamanya yang menjual produk fashion maupun souvenir. Berulangkali kita mencoba mengkakulasi harga dan isi kantong setiap menemukan barang yang diminati, dan akhirnya aku dapat juga sebuah coat yang relatif murah dibanding barang sejenis yg sdh kita lihat, hanya saja kualitas barangnya tidak sepenuhnya sempurna alias ada cacat..........

Acara window shopping pun berlabuh di restoran cepat saji (Mc Donnald), aku pesan menu favorit dan andalan dimanapun berada yakni : french fries, chicken nugget and lemon tea.....benar2 gak ada niat untuk merubah pesanan menu.......Jam 15.00 kita sdh kembali ke bis penjemput dan kembali ke basecamp, mengantar teman2 ke main building untuk me-loundry pakaian sementara aku bisa melanjutkan nge-net dengan membayar tarif wi-fi sebesar 6 euro per jam.......terasa sekali yang namanya menggunakan fasilitas wi-fi demikian mahal disini (bandingkan dengan salah satu hotel di Lombok yang hanya memasang tarif wi-fi Rp. 20.000 per jam...........

Benchmarking to NL (5. Visit to Alsmeer Auction, 5-11-2010)

Ini manjadi salah satu item kegiatan yang demikian aku impikan......Mengenal pertamakali nama Aalsmeer sekitar 20 tahun yang lalu, ditambah dengan mengikuti presentasi tentang sistem pemasaran florikultura melalui lelang oleh pembicara tamu dari Belanda saat kuliah di Bogor, maka aku jadi demikian merasa ‘kenal’ dengan Aalsmeer Auction tersebut, meski hanya melalui aneka bacaan dan presentasi...............

Dan hari ini, teramat membahagiakan karena aku beserta teman lain berkesempatan melihat pusat perdagangan internasional seluas 50 lapangan sepakbola ini. Berangkat dari basecamp begitu dini (jam 5.00) dan masih teramat gelap, ditemani oleh seorang wakil dari HAS (Arjan) kitapun melewati perjalanan dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam, kearah utara menuju kawasan Alsmeer yang relatif dekat dengan Kota Amsterdam.
Sesampai area lelang tak henti2nya kita dibuat kagum dan geleng kepala oleh irama kerja dari semua unit maupun bagian, yang demikian efisien, sistimatis dan serba otomatis. Semua aktivitas kerja dari para awak lelang begitu well organized, sesuatu yang lagi2 perlu kita ambil pelajaran......Dengan panduan seorang guide internal, kitapun diajak tour berkeliling dan menyaksikan langsung semua sudut mulai dari hall kedatangan, ruangan lelang (clock), hall distribusi hingga fasilitas lain yang tersedia seperti ruang controlling mutu varietas baru dan showroom untuk mendisplay produk yang bisa langsung dibeli secara retail.

Satu hal yang perlu dicatat dari keberadaan lembaga lelang yang telah berdiri hampir seratus tahun ini adalah bagaimana semua sistem, regulasi dan policy dari pemerintah dapat sejalan secara sinergis dan berkelanjutan dengan tuntutan profesionalitas lembaga swasta (dalam hal ini Holland Flower sebagai pengelola 6 pusat lelang yang ada di Negeri Belanda)......bicara tentang kemampuan berkoordinasi dan menjaga komitmen memang terasa masih demikian jauh dari kenyataan yang kita hadapi sehari-hari di negeri sendiri........

Akhirnya keberadaan Aalsmeer Auction hanya menjadi sebuah potret yang demikian indah dibenak masing-masing kita, rasanya menunggu waktu yang cukup panjang untuk mulai memprioritaskan rencana dalam mengadopsi sistem dan kinerja yang ada, apalagi mewujudkannya dalam dunia nyata..........Pastinya kita perlu lebih bersabar sambil mempersiapkan diri segala sesuatunya sebelum bergerak untuk mengadopsi kemajuan yang secara kasat mata ditunjukkan di negeri ini........
Everything is always take a time, and million journey always start from the first step.....so let our first step is initiate from here...............

Sabtu, 06 November 2010

Benchmarking to Netherland (4. Lecture...............)

Lectures (day 1 - Introduction), 2-11-10

Bangun lebih awal, sedikit melibatkan diri dalam kesibukan mempersiapkan makan pagi..... Selanjutnya bersiap menuju kampus untuk perkuliahan hari pertama dengan segala suka cita dan kegembiraan ala siswa baru.......Rupanya setiap kita memiliki keinginan nan kuat dalam memaksa diri bersahabat dengan lingkungan ilmiah, seberapapun usia kita.......nothing to do with our age, we’re in the same wave about catching the new knowledge or experience..........
Perkuliahan diawali dengan tema yang sedikit berat dan bernuansa global perspektif disampaikan langsung sang koordinator (Mr. Toine, baca Toang) yang layaknya telah menjadi bapak alias jujugan bagi kita semua untuk menyampaikan uneg-uneg..........tema introduksi tentang HAS den Bosch pun melengkapi separo aktivitas hari ini. Dan seusai istirahat ishoma (makan siang ala Londo plus ritual ibadah yang serba darurat.....), kitapun dibawa jalan kaki dalam suasana basah menuju ruang perkualiahan yang lain sekitar 500 meter dari gedung pertama. Disini separo siang kita mendapatkan pencerahan dan penguatan motivasi dari seorang lecturer ahli komunikasi (Ms. Suzan) yang menyampaikan tentang teori Calvinitas dan Assertiveness. Dengan amat menariknya dia menyampaikan petuah/nasehatnya kepada semua peserta agar selalu berani untuk bertanya dan meminta penjelasan kepada narasumber yang dipastikannya sangat profesional dan benar-benar menguasai materi yang disampaikan. Berulang kali dia menegaskan bahwa kita harus berani dan tidak perlu merasa malu atau rendah diri dalam memberi nilai lebih dari setiap materi perkuliahan yang kita dapatkan, Letting the fear to make a mistake is a stupid thing......use your word because sign language is really not enough.......speak up your mind !!!!
Begitulah, session yang berdurasi 3 jam tiba-tiba menjadi sebuah arena pengembangan kepribadian ala Ms. Suzan. Dia tampil menarik dengan gaya ala Rachel Ray (acara masak memasak di salah satu Acara TV berita di Indonesia), dengan bahasa tubuh dan gerakan tangan yang selalu menghidupkan suasana segar, semarak tak sedikitpun memberikan kesempatan bagi kita untuk mengantuk atau sekedar mengalihkan perhatian. She is really really a such great activator, encouraging people to speak and ask............what a wonderful lecture !!!!!
Berikutnya acara bergulir ke kunjungan sesaat pada sebuah supermarket yang ada di sekitar kampus, dengan persediaan kebutuhan sehari-hari yang lengkap, rasanya akan segera menjadi tempat jujugan bagi kita semua di beberapa hari kedepan..........Dan aku tahu pasti apa yang mesti aku dapatkan di supermarket ini : SAYURAN, nothing more than that kind of healthy foods........

Lecture (Day 2 - Going into global perspective), 3-11-10

Diawali dengan penyampaian profil singkat masing-masing peserta beserta harapan yang ingin diperoleh dari program pelatihan. Selanjutnya materi lecturer hari ini sudah benar-benar memasuki inti dari pelatihan, disampaikan oleh dua orang pengajar yang benar-benar profesional di bidangnya. Dengan amat antusias dan serius keduanya (Mr. Frank dan Mr. Marcel) menyampaikan presentasi bertaburan data-data terkini, begitu fasih memotret kondisi perdagangan internasional, terlebih lagi kondisi di Indonesia. Dengan pengalamannya sebagai konsultan dan selama tiga tahun tinggal di Indonesia, Mr. Marcel dapat menyajikan berbagai hal yang justru luput dari perhatian kita sebagai orang negeri dan berada di jajaran pemerintahan, penggambaran keadaan yang benar-benar terjadi dan memerlukan pembenahan, terlebih lagi sejatinya semua kita telah menyadarinya, namun tak mampu merubahnya.........that’s really a fact and true story, even the bitter one.....
Selama dua session materi masing-masing berdurasi 3 jam, kita semua terlebih diriku benar-benar dibuat kagum bin takjub oleh profesionalitas dan kepiawaian mereka dalam menyampaikan materi dengan tayangan presentasi yang demikian lengkap dan komprehensif...............Ditambah dengan teknik pengajaran yang demikian mengedepankan keterlibatan semua peserta alias bersifat sangat interaktif, sesuatu yang sedikit berbeda dengan kebanyakan tatacara pengajaran yang kita temukan di tanah air. Lagi-lagi kita mesti mengacungkan dua jempol untuk kinerja proses edukasi yang demikian mengagumkan dari negeri kincir angin ini.........

Lecture (Day 3 – up close and personal, a whole day with Mr. Marcel), 4-11-10

Masih dengan tema yang down to earth dengan kondisi riil di Indonesia, sang lecturer kembali beraksi dengan penuh semangat, memaparkan semua bentuk hambatan dan kendala yang dipotetnya dari kondisi industri hortikultura di Indonesia, sekaligus membandingkannya dengan negara-negara lain yang lebih cepat mengukir kemajuan seperti Thailand dan Vietnam. Dan lagi-lagi kita dibuat terkesima dengan kemampuannya dalam menjawab semua pertanyaan dan rasa penasaran semua peserta yang seolah2 sedang tertantang untuk bisa mengungkapkan pendapat dan pikirannya seperti pesan dari Ms. Suzan di hari pertama lecture......
Sepanjang perkuliahan aku dibuat salut dan terkagum-kagum dengan stamina dari sang pengajar yang tidak sedikitpun mengalami penurunan dari pagi hingga sore hari. Terlihat dengan amat jelas, tiadanya perubahan dari nada suara maupun irama emosi dari awal hingga akhir jam pelajaran......that’s really amazing, salute and deep appreciation for him..............
Secara khusus aku juga dibuat kagum dan perlu mengacungkan jempol bagi semangat teman-teman sesama peserta yang demikian antusias dan terus mencoba ‘terlibat’ lebih dekat dengan tema/materi yang disampaikan oleh sang pengajar. Nampak sekali pembekalan dan pesan hari pertama dari sang motivator (Ms. Suzan) demikian merasuk dan mengilhami kita semua untuk tidak lagi malu-malu..........it’s a kind of an achievement we should appreciate.......
Seusai pelajaran, kitapun berkesempatan menikmati suasana malam di tengah kota Den Bosch, berjalan di koridor pertokoan sekitar city hall, berfoto ria dengan segala kenarsisannya, dan diakhiri dengan makan fast food di Mc Donnald berempat (teman se-bungalow). Di restoran cepat saji tersebut, kita berkesempatan menikmati makanan dengan cita rasa yang amat familiar dengan lidahku, puas rasanya, ditambah dengan kepuasan yg lain karena bisa ber internet ria melalui fasilitas wi-fi gratis maupun berlama2 melakukan window shopping di toko fashion yg terhubung langsung dengan Mc Donnald.......Cuma saja ketika saatnya kita mesti kembali ke meeting point alias tempat parkir bis jemputan, kita sempat dibuat panik, karena tidak bisa menemukan jalan kembali dengan cepat. Akhirnya setelah paksakan diri bertanya pada seseorang, kitapun dapat yakin menemukan tempat jemputan tersebut, namun harus berkorban berjalan amat cepat plus nafas yang terengah-engah..........bis dapat kita temukan di detik2 terakhir batas waktu yang dijanjikan, Thanks God!!!

Benchmarking to Netherland (3. Der Parel.........)

Living in the Bungalow of Der Parel.........

Der Parel alias The Pearl alias Mutiara berlokasi di sebuah kawasan pedesaan Oisterwijk yang dikelilingi dengan hutan sub tropis, mayoritas berupa pohon maple yang sedang mengalami perubahan warna alias dechlorofilasi. Saat melewati jalanan menuju ke lokasi bungalow, tak henti-hentinya kita dibuat tertegun sekaligus muncul perasaan a litle bit frightened, mengingat lokasi yang demikian sunyi sepi nir aktivitas manusia sekaligus tersembunyi dibalik hutan berhiaskan dedaunan aneka warna, sebuah satu kesatuan suasana yang tak pelak menghadirkan sensasi tersendiri, bagi sebagian peserta mau tak mau juga menyebabkan munculnya perasaan homesick yang datangnya seolah dipercepat........
Namun suasana yang menghadirkan rasa takut dan khawatir akan adanya gangguan mahluk hidup maupun gangguan dari kehidupan lain, lambat laun menghilang oleh adanya suasana keramahan yang coba ditunjukkan oleh koordinator pelatihan (Mr. Toine dan Ms. Kim) maupun para pengelola penginapan. Keakraban suasana tercipta di saat kebersamaan makan siang, simple meeting maupun makan malam yang diselenggarakan khusus sebagai bagian dari welcoming hospitality ala negeri Belanda.......Perasaan kebersamaan juga tercipta antara kita para peserta, utamanya yang tinggal dalam satu bungalow. Aku sendiri berempat dengan ibu lainnya mencoba menyatukan denyut nafas kebersamaan, at least for one month ahead, termasuk mengalahkan ego untuk tinggal sendirian dalam satu kamar. Mengingat teman lain yang menghendaki tidur di lantai atas semua demi kebersamaan dan mempermudah koordinasi maupun pengawasan, maka akupun menyediakan diri tidur berdua satu kamar di lantai atas, sementara satu kamar di lantai bawah kita biarkan kosong .....
Begitulah dari jam ke jam kita coba melewatkan kebersamaan really such a happy family, mencoba mengesampingkan segala barier dan kendala maupun perbedaan diantara kita. Semuanya harus diperjuangkan bersama bagi keuntungan bersama pula.....................

Benchmarking to Netherland (2. On Flight.........31 oct 2010)

On flight (Sby - KL – Amst), 31 October 2010
Carilah ilmu sampai ke Negeri China, demikian salah satu sabda Nabi Muhammad yang sangat terkenal. Namun saat ini sebanyak 16 orang tengah menjalani amanah yang diembannya untuk mencari ilmu hortikultura hingga ke Negeri Belanda...................Dan sangat melegakan hati bahwa program langka dan berharga ini memberiku sebuah kesempatan untuk me-recharge isi kepala dengan wawasan dan pengetahuan bernuansa ‘abroad training’ dengan tema sentral mengenai “ Export Management and Global Trade on Horticulture”.
Dan inilah saat-saat perjalanan panjang menuju daratan Eropa, diawali dengan segala persiapan bagi tampilan diri teraman di daerah yang relatif dingin beserta antisipasi perlengkapan bawaan yang diusahakan serba original. Beban untuk mendulang ilmu semakin memuncak saat keberangkatan dengan pesawat yang makan waktu tempuh lebih dari 16 jam.......Perjalanan nan super melelahkan dalam maskapai penerbangan milik Negeri Serumpun yang menggunakan akronim MH (Malaysian Hospitality) antara Surabaya – KL dilanjut dengan KL - Amsterdam, sungguh membawa cerita kebersamaan tersendiri........
Mulai dari saat penundaan penerbangan dari Bandara Juanda yang menyebabkan kita mesti berlari-lari di tengah malam di Bandara Kualalumpur mengejar penerbangan lanjutan ke NL, sementara penumpang lain telah memenuhi kabin pesawat Boeing 747 dan para kru pesawat terlihat cemas menunggu keterlambatan kita.......Selanjutnya dalam penerbangan panjang lebih dari 12 jam dari, kita coba melewatinya dengan keasyikan masing-masing di depan layar monitor, yang menyajikan pilihan aneka program flight entertainment. Di sela-sela kegiatan menghibur diri masih juga disajikan hidangan makan malam maupun pagi dengan menu yang terkadang membuat kita mengerutkan dahi........
Kepenatan akibat kelamaan duduk akhirnya usai juga saat kita mendarat di Schiphol Airport-Amsterdam, namun disinipun kita mesti bersabar dengan jenis kepenatan yang lain saat melewati bagian imigrasi dan mereka tak memberikan ijin lewat begitu saja, dengan aneka alasan merekapun menghambat kecepatan kita untuk segera keluar dari area bandara. Agak kesal juga, kedatangan kita yang semestinya bersifat sebagai perwakilan alias duta bangsa, mesti dipertanyakan oleh para petugas imigrasi yang secara penampilan fisik masih demikian hijau (namun justru amat patuh pada SOP yang menjadi panduan kerjanya......)
Syukurlah setelah bertahan menunggu sekitar 2 jam kitapun bisa meninggalkan kounter imigrasi yang diakhiri pula dengan sajian teh hangat yang dibuatkan untuk kita semua, the only hospitality they show for us.......dan di ujung pintu kedatangan kita telah dijemput oleh perwakilan dari HAS den Bosch University dan kitapun kembali harus menempuh perjalanan darat dengan bus menuju basecamp di suatu tempat pinggiran kota bernama De Parel – Oisterwijk, such countryside place, berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Hertogenbosch......

Benchmarking to Netherland (1. From Nothing to Something)

Banyak hal terkadang berawal dari sesuatu yang tidak disengaja, sesuatu yang tiada sedikitpun kita tahu apa dan mengapa, seuatu yang tiada pada awalnya.................namun oleh sebuah proses penggalian dan pemaknan lebih lanjut menjadikannya sebagai sesuatu yang menjadi ada bahkan terlebih lagi menjadi demikian bermakna....................
Hal itu pulalah rupanya yang tengah aku perankan dalam menerima sebuah tugas dan tanggung jawab ikut terlibat ‘membidani’ lahirnya sebuah kegiatan prestisius berupa pelatihan teknis hortikultura di Negeri Belanda, selama 1 bulan. Sebagai pemilik anggaran dan penyelenggara kegiatan ini adalah pihak Pemerintah Provinsi Jawa Timur (cq. Biro Admistrasi Kerjasama) dan Kedutaan Besar Belanda (cq. Netherland Education Support Office – NESO Indonesia). Sementara Dinas Pertanian Jawa Timur bertanggung jawab dalam mempersiapkan usulan detail kegiatan sekaligus menjaring calon peserta taylor-made training yang berjudul Export Management and Global Trade on Horticulture tersebut.
Berawal dari ketidaktahuan tentang apa, mengapa dan bagaimana kegiatan tersebut akan digulirkan, maka sebagai seorang staf aku hanya bisa menerima tugas tersebut dengan segala konsekuensinya. Berikutnya melalui upaya penjelajahan lebih lanjut, pelan tapi pasti titik terang pun mulai nampak. Setapak demi setapak jalan mulai terbuka, meski harus melalui alokasi waktu ekstra untuk mengkoordinasikan dengan semua pihak terkait. Mencoba menempatkan diri sebagai seorang liaison officer alias petugas penghubung yang bekerja secara profesional, mencoba menghubungkan kepentingan semua pihak mulai dari pemilik kegiatan (Pemprov Jatim dan NESO) dan terlebih kepentingan dan harapan dari para calon peserta........
Tahap demi tahap kita ikuti dan laksanakan sesuai prosedur, mulai dari penyiapan proposal, penjaringan peserta, upgrading alias kursus intensif bhs inggris, wawancara hingga pengumuman yang selalu berusaha disampaikan sesuai prosedur dan transparan. Tanpa sedikitpun ada upaya intervensi mengingat semua pihak terkait telah berkomitmen untuk melaksanakan fungsi dan tanggung jawab masing-masing...............Proses panjang seleksi berlangsung dengan segala tanggapan pro-kontra dari siapapun yang berminat untuk berkomentar. Sebagai calon peserta sekaligus seseorang yang sejak awal terlibat amat intens dengan kegiatan ini, seringkali akupun dibuat sedikit ‘gamang’ dengan segala perkembangan yang terjadi di sepanjang proses seleksi tersebut, ada kegelisahan ekstra manakala harus berperan sebagai subjek sekaligus obyek dari kegitan ini ......
Begitulah, singkat cerita sebanyak 16 orang (dari 28 orang calon yang diusulkan) secara resmi diloloskan sebagai penerima award/scholarship oleh pihak NESO......Selanjutnya proses pembekalan resmi maupun persiapan personal mulai dilakukan oleh masing2 hingga pemberangkatan kita meninggalkan tanah air pada tanggal 31 Oktober 2010. Semua tahapan pra, jelang maupun saat keberangkatan menyiratkan banyak cerita tersendiri, yang bersifat personal maupun non personal....Tampak nyata terlihat adanya semangat dari masing-masing peserta dalam memulai petualangan untuk mendapatkan pengalaman dan wawasan baru dari negeri Kincir Angin. Bagiku sendiri kesempatan bergabung dengan program pelatihan ini, lagi-lagi sebagai seorang long-life learner, sungguh merupakan sebuah anugerah besar yang perlu untuk terus disyukuri. Bersyukur telah diberi kemudahan berkontribusi dalam menghadirkan kegiatan yang semula belum ada menjadi ada, bersyukur untuk membantu mewujudkan sebagian dari mimpi kita menjadi kenyataan.......From Nothing to Something, From Dream become Reality......
And here we are, enhancing our knowledge at Has den Bosch Univ...............