Minggu, 17 Oktober 2010

Mengenal Produksi Sayuran Mesir (Part 1)

MENGENAL PRODUKSI SAYURAN DI MESIR


*) Hasil mengikuti Technical Training Program (bidang Vegetable Production) yang diselenggarakan oleh Egyptian International Centre of Agriculture (EICA), salah satu lembaga dibawah Mentrian Pertanian dan Reklamasi Lahan Republik Arab Mesir. Pelatihan berlangsung di Kairo-Mesir, dari tanggal 15 Pebruari sampai dengan 30 April 2008, dengan peserta sebanyak 18 orang dari negara yang berbeda dan berasal dari wilayah Afrika, Asia, Amerika Latin dan Timur Tengah.

I. PENDAHULUAN
Mesir berada di zona sub tropical, terletak di bagian utara-timur benua Afrika, berbatasan langsung dengan Laut Mediterania disebelah utara dan Laut Merah di sebelah timur. Letak geografis tersebut menyebabkan Mesir memiliki kondisi cuaca yang memungkinkan untuk tumbuhnya beraneka ragam jenis sayuran.

Jumlah penduduk Mesir adalah sekitar75 juta orang. Usaha yang sangat intensif telah dilakukan untuk mereklamasi lahan padang pasir/gurun yang banyak tersebar di berbagai bagian dari wilayah negara tersebut. Adanya usaha reklamasi dan penerapan sistem irigasi modern telah menghasilkan munculnya banyak ”oasis” baru alias lahan hijau di tengah hamparan padang pasir yang ditanamai dengan aneka tanaman sayuran maupun buah-buahan.
Saat ini, Mesir tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan sayuran untuk rakyatnya sendiri, namun juga berhasil mengekspor produk sayurannya ke negara lainnya. Negara tujuan ekspor produk sayuran tersebut utamanya adalah untuk negara-negara Eropa dan beberapa negara di wilayah teluk Arab. Jenis sayuran yang diekspor antara lain : Kentang, Paprika, Tomat, Kapri, Bawang putih dan Arthicoke.

II. PROGRAM PENGEMBANGAN SAYURAN
Pengembangan sayuran di Mesir sangat penting artinya dalam mencukupi kebutuhan nutrisi penduduknya maupun untuk memenuhi permintaan industri olahan, industri perbenihan maupun pasar ekspor.
Program pengembangan sayuran di Mesir dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
- Menghasilkan sayuran yang berkualitas dan berproduksi tinggi.
- Menghasilkan sayuran secara off season
- Mendorong penelitian untuk menghasilkan benih lokal yang berkualitas
- Menghasilkan kultivar yang resisten terhadap hama penyakit
- Mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas, sehingga akan meningkatkan keuntungan bersih bagi petani
- Penerapan pengendalian hama terpadu untuk menghasilkan produk yang sehat, bebas kontaminasi dan bahan kimia berbahaya
- Mendorong produksi organik untuk pasar lokal maupun ekspor
- Pengembangan sistem penyuluhan secara intensif melalui kerjasama dengan institusi penelitian, utamanya dalam penyelenggaraan pelatihan, workshop maupun sekolah lapang untuk petani
- Mengembangkan produksi sayuran di wilayah gurun melalui sistem irigasi modern (tetes, sprinkler, pivot) untuk mengubah tanah berpasir yang miskin unsur hara menjadi lahan yang produktif.

III. SAYURAN PRIORITAS
Mesir memiliki 4 (empat) jenis musim yang berbeda yakni : musim semi, panas, gugur dan dingin. Kondisi cuaca cenderung sejuk dengan matahari bersinar terang sepanjang tahun. Pada masing-masing musim ditanam berbagai jenis sayuran yang berbeda sesuai dengan kondisi agroklimat yang diinginkan. Sayuran dari kelompok cucurbitaceae selalu ditanam pada musim panas, sedangkan kelompok sayuran daun banyak ditanam pada musim dingin.

Jenis sayuran yang diusahakan di Mesir berjumlah sekitar 55 macam, 35 macam diantaranya merupakan sayuran yang dikonsumsi sehari-hari oleh penduduk setempat. Salah satu jenis sayuran yang banyak diusahakan dan dikonsumsi oleh penduduk setempat adalah Tomat.
Berdasarkan data statistik tahun 2006, diperoleh angka konsumsi sayur/ buah-buahan sebesar 182,1 kg per kapita per tahun. Dari angka tersebut, Tomat menyumbang angka tertinggi yakni sebesar 74,5 kg atau sebesar 40% dari total angka konsumsi. Bangsa Mesir dikenal sebagai ”Pecinta Tomat”. Penanaman Tomat yang dapat dilakukan sepanjang tahun, utamanya di dalam rumah plastik, merupakan salah satu upaya yang terus didorong untuk mendukung kebutuhan pasar domestik tersebut.
Total luas lahan pertanian yang telah diusahakan di Mesir adalah seluas 5,3 juta hektar, khusus untuk sayuran memiliki luas pertanaman seluas 700 ribu hektar atau sebesar 13% dari total luas lahan yang ada. Tanaman sayuran tersebut diusahakan secara tradisional di lahan terbuka (open field) maupun dengan sistem protected cultivation untuk melindungi tanaman dari gangguan cuaca. Berdasarkan jenis pelindung yang digunakan protected cultivation dibedakan menjadi 2 (dua) macam yakni : dengan plastic house (rumah plastik) dan polyethylene low tunnel.
Sebagian besar rumah plastik ditanami dengan sayuran (Timun, Paprika, Cabe, Straberi dan Kapri) utamanya pada musim dingin dan musim semi.
Sedangkan low tunnel digunakan untuk menghasilkan produk off season. Low tunnel ini merupakan modifikasi sederhana dari rumah plastik, dengan menggunakan kerodong polyethylene setengah lingkaran pada ketinggian sekitar 1 meter diatas lahan.

IV. INDUSTRI OLAHAN SAYURAN
Beberapa pabrik telah didirikan di Mesir untuk menghasilkan beberapa produk sayuran beku (frozen vegetable) maupun produk olahan berbahan baku sayuran. Produk sayuran beku dihasilkan untuk beberapa jenis sayuran antara lain : Kapri, Okra, Buncis, Kentang dan Kubis bunga.
Industri olahan juga mulai dikembangkan, antara lain :
- Pengolahan tomat segar menjadi pasta tomat
- Dehidrasi Bawang putih untuk menghasilkan bubuk bawang putih
- Pengolahan kentang menjadi kentang goreng maupun keripik kentang
- Pengalengan beberapa sayuran seperti : buncis, kacang hijau
- Pembuatan manisan/asinan timun dan cabe

V. PRODUKSI BENIH SAYURAN
Produksi benih sayuran merupakan salah satu bisnis penting di Mesir. Benih sayuran banyak diproduksi dalam jumlah yang besar oleh perusahaan benih lokal. Kebanyakan benih lokal lokal tersebut merupakan hasil penyilangan terbuka (open pollinated) pada beberapa jenis tanaman seperti : Buncis, Kubis, Kapri, Terong, Cabe, Bawang putih maupun Kentang. Sebaliknya dalam jumlah yang besar juga diimpor beberapa jenis benih hibrida untuk tanaman : Tomat, Timun, Paprika, Terong, Melon dan Cantaloupe. Benih Kentang juga diimpor, khusunya untuk penanaman di musim panas. Benih hibrida dengan harga yang relatif mahal tersebut kebanyakan diimpor dari Belanda, Perancis, Amerika Serikat dan Jepang.
Pada beberapa tahun terakhir ini, benih hibrida dari beberapa jenis sayuran juga mulai dikembangkan oleh para peneliti/breeder di Pusat Penelitian Pertanian setempat. Benih hibrida tersebut antara lain untuk tanaman Tomat, Terong, Paprika, Timun dan Cantaloupe. Dengan adanya benih hibrida berkualitas yang diproduksi secara lokal tersebut diharapkan dapat mengurangi beaya produksi yang harus dikeluarkan petani untuk membeli benih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar