Senin, 29 November 2010

Benchmarking to NL (9. Lecture, All about Global GAP, 9-11-2010)

Materi seharian ini demikian dekat dan familiar dengan kita para petugas......yakni tentang Global GAP yang disampaikan oleh Ms. Alma, salah seorang konsultan manajemen mutu yang telah beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Mendengarkan dan menyimak paparan tentang GAP sungguh telah berkali-kali kita ikuti, sehingga kadang muncul rasa ‘neg’........quite isteresting, but to be honest a litle bit boring as well.......

Tapi apapun yang kita rasakan, tetap saja suasana perkuliahan berlangsung amat mengesankan oleh adanya proses interaksi yang berlangsung di setiap session yang diberikan........penjelasan tentang konsep/prinsip GAP yang dutujukan untuk aktivitas yang dilakukan grower, beserta pengelolaan jaminan mutu melalui proses sertifikasi pada dasarnya telah kita tahu, cuma implementasinya di tingkat pelaku usaha/grower yang masih membutuhkan waktu. Masih banyak upaya dan pembenahan yang perlu dilakukan, agar kita melalui INDOGAP bisa sejajar dan memenuhi standar maupun persyaratan yang digariskan oleh Global GAP.

Dari aspek konten atau isi yang terkandung dalam panduan INDOGAP, pada prinsipnya tidak terlalu beda jauh dengan yang terdapat pada Global GAP. Hanya saja kalo dibandingkan dari banyaknya item control point (mayor must, minor must, recomendation) dari masing-masing sistem manajemen mutu tersebut, terlihat bahwa INDOGAP memang memiliki jumlah control point di ketiga tingkatan kriteria, yang lebih sedikit dibandingkan Global GAP. Itu artinya INDOGAP memiliki persyaratan yang lebih longgar, mengingat adanya karakteristik agroklimat maupun petani/pelaku usaha/grower yang amat berbeda dengan negara lain.........

Di akhir perkuliahannya, oleh pengajar disampaikan tentang masih perlunya dilakukan upaya pembenahan internal agar prinsip INDOGAP dapat benar2 berdiri sejajar dengan sistem mutu lainnya, utamanya perlu segera dikoordinasikan bagi tumbuhnya sebuah gugus tugas atau National Technical Working Group, yang terdiri dari unsur pemerintah maupun pihak swasta. Terlebih lagi masih diperlukan upaya dan kerja yang lebih keras bagi percepatan implementasi konsep dan prinsip GAP ditingkat grower atau petani/kelompok tani........begitulah, semua perubahan memerlukan ‘waktu’ dan kita harus terus optimis untuk bersama-sama menyongsong perubahan tersebut.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar